Total Tayangan Halaman

Sabtu, 12 November 2016

Narpati Negeri

Indonesia negara yang tak hanya dapat diurai dengan kata, tapi tetesan air mata dan keringat menjadi bukti nyata perjalan setiap orang untuk menjadi bagian sebuah bangsa yang begitu luar biasa, ini liah indonesia dengang sejuta cerita mulai dari ketidak sempurnaan bagi yang tak merasa hingga cerita mengagumkan bagi yang mereka yang berkarya tanpa balas jasa.
Segelumit permasalahan bagi Indonesia bukan berarti menjadi apatisme belaka bagi kaum muda akan tetapi permasalahan yang mendasar perbedaan antara cita-cita dan mereka yang bergumal dengan realita yang penuh duka. mengupas tentang indonesia memang bukan hal yang mudah karena kitab suci bangsa yang disebut dengan PANCASILA kini hanya jadi jargon belaka. tantangan hilangnya identitas sebagai bangsa kian menjadi nyata saat kaum muda semakin terjerembab dengan nostalgia belaka.
Sosial, Politik, Ekonomi, Budaya, Hukum, Pertahanan, Kemanan kini semakin bias dilihat dari sudut realita akan tetapi jika kita terfokus dalam konsepsi kausal yang terjadi lantas memutuskan darimana kita akan memulai merubah indonesia kearah yang lebih baik keseluruah persoalan yang muncul diakibatkan dari Pendidikan yang tidak dibangun dengan moral dan spiritual yang cukup sehingga pendidikan yang tercipta hanya menjadi sistem normatif yang hanya akan menghasilkan mechanic student dalam hal ini regenari pengetahuan yang menjadi doktrin antar generasi tanpa adanya klarifikasi subtansi sebuah pendidikan yang nyata. sebut saja doktrin sejarah yang mengatakan bahwa "Bangsa Indonesia telah dijajah selama 350 tahun oleh bangsa Belanda", yang menghasilkan doktrin implisit bahwa kita sebagai bangsa yang bermentalkan inlander dan terbiasa dengan keadaan penjajahan, maka dari itu jangan heran apabila keadan kaum muda yang menerima doktrin tersebut tidak dapat merasakan bahkan menafsirkan keadaan realitas bahwa kita sedang berada dalam zamany disebut dengan zaman Jahiliyah Modern dalam peristilahan saya, berbeda apabila doktrin sejarah tersebut dikemas dengan bahasa yang lebih propagandis untuk kaum muda seperti "selama 350 tahun Bangsa Indonesia berjuang melawan penjajahan yang dilakukan oleh Bangsa Belanda" doktrin implisitnya saja adalah perjuangan sebagai doktrin estapeta yang diberikan oleh pembukaan UUD 1945 yakni "telah sampailah kita pada Gerbang Kemerdekaan" sehingga para kaum muda mempunyai spirit perjuangan untuk mengisi kemerdekaan demi terciptanya tujuan berbangsa dan bernegara yaitu mengegakan keadilan sosial bagi seluruh bangsa indonesia. 
mengomentari tentang pendidikan di Indonesia seringkali di hambat oleh peristilahan yang muncul diakibatkan dari sumber doktrin itu sendiri seperti halnya sumber referensi yang trend dikalangan mahasiswa dalam konsepsi sosial sering kali menggunakan litratur barat dan refensi paham yang sama sekali mengandung banyak irelevansi dengan keadaan masyarakat Indonesia, contohnya adalah Faham kapitalisme dan Liberalisme yang malah menciptakan kesenjangan teori dan realitas dalam konsepsi kapitalisme diceritakan masyarakat memang diciptakan dalam sebuah Classter tertentu dan menciptakan sistem ekonomi dan sistem sosial dengan cara pembagian klaster yang tidak sesuai dengan keadilan sosial yang diharapkan oleh Pancasila dan UUD 1945 akan tetapi hal tersebut dikonsumsi dengan alasan sebagai bahan komparasi dan litaratur belaka, Padahal dalam melakukan komparasi, jelas kita harus mempunyai pijakan dasar sebagai acuan perbandingan yang akan dilakukan. namun apabila unsur komparasi yang pertamanya adalah kapitalisme dan libralisme bagai mana mungkin bisa memasukan nilai pancasila hal tersebut ibarat mencari semut di sebrang lautan namun mengabaikan gajah yang ada dipelupuk mata. akibatnya adalah para pembaca refensi dan literatu kapitalisme dan liberalisme tersebut bukan untuk melakukan antitesa terhadap konsepsi tersebut akan tetapi malah mengamini konsepsi tersebut untuk menjadi pandangan hidup atau bahkan sebagai falsafah berbangsa dan bernegara. ini hanyalah sebagian contoh kecil sebagai prototipe keadaan pendidikan sering dicanangkan sebagai problem solving dari permasalahan bangsa ini.

Rabu, 09 November 2016

Makna Ke-Hidup-an (Awal dari Sebuah Perjalanan )

Dilahirkan secara biologis pada tanggal 28 Juli 1993 merupakan hal yang sering kali diingat dan menjadi momentum refleksi tentang kehidupan yang senyatanya seringkali terlupa makna dibalik semua realitas atau sesuatu yang diperistilahkan dengan kenyataan, genap pada usia 17 tahun secara biologi gejolak yang disebut dengan khidupan mulai terasa, dan menjadi perbincangan yang sering terjadi dialam pikir, dihujani ketidakpahaman akan arti kehidupan. Siapa Aku ? adalah tanda tanya pertama yang hadir pada alam sadar yang entah terjawab atau belum karna hal itu masih menjadi persoalan yang terus dipertanyakan hingga saat sekarang, mendarkan pada kekuatan yang Maha Kuasa hanya menjadi penenang agar pertanyaan itu tidak menjadi nada-nada yang terus memacu melodi pikir.
Nada internalisasi diri semakin tajam pikirku untuk mengenal sesungguhnya terbuat dari apa aku ini dan siapa yang berkata-kata dalam pikir sebenarnya. menghiraukan semua peristilahan yang disebut nyata adalah hal pertama dilakukan dan belajar masuk kedalam alam fikir dari mana asal mula seshungguhnya kata-kata pertanyaan tersebut.....(bersambung.......